Badai Pasifik yang Tak Lagi Menimbulkan Kehancuran

Setelah jeda Internasional yang panjang, akhirnya Persib kembali berlaga. Maung Bandung akan melawat ke Sleman tanggal 17 Oktober mendatang untuk berhadapan dengan PSBS Biak, yang kini bukan lagi tim underdog. 

PSBS kini tengah dalam fase sulit yang dipicu oleh konflik internal yang mengakibatkan mundurnya investor, yang ironisnya, kini berpindah ke klub Papua lainnya yakni Persipura Jayapura. 

Konsekuensi krisis finansial tersebut menimbulkan mandeknya operasional dan terpaksa harus membangun ulang tim dari nol. 

Dari 7 laga yang sudah dilakoni di Liga Super Indonesia musim 2025/2026, skuad asuhan Coach Divaldo Alves hanya mampu mencatatkan 1 kemenangan, 2 hasil seri, dan 4 kekalahan, yang membuat PSBS kini berada di posisi 16 dan masuk jurang degradasi.

Meski dalam masa transisi, PSBS Biak masih mencoba mengandalkan pola direct attack yang mengarahkan serangan ke duo winger asing mereka, Ruyery dan Liquinhas.

Skema ini semakin diperkuat melalui bantuan ekstra dari sektor bek sayap mereka, yang dihuni oleh Pablo Andrade dan George Brown. 

Namun, lini depan PSBS saat ini belum maksimal karena Mochine Nader belum bisa tampil tajam. Alhasil, klub berjuluk Napi Bongkar itu harus mengandalkan Raja Siregar dan Heri Sutanto untuk melengkapi daya gedor di garda depan.

Persib sendiri tak akan tampil dengan kekuatan penuh karena beberapa pemain perlu memulihkan kondisinya pasca membela tim Nasional. Namun, deretan pemain yang siap tampil diyakini masih lebih baik dari tim utama PSBS Biak.

Laga tandang di Sleman, harus dipandang sebagai laga yang wajib dimenangkan oleh Maung Bandung. Kemenangan akan sangat krusial dalam menjaga posisi Pangeran Biru di ketatnya persaingan papan atas liga.

Asalkan tidak lengah dan mempertahankan mentalitas bahwa semua pertandingan penting, maka tiga poin sudah di depan mata.